Briket Kulit Durian

Pada era modern ini, kebutuhan akan energy semakin meningkat, karenanya Energy merupakan sebuah kebutuhan manusia yang sangat mendasar untuk membantu aktivitas manusia. Didunia ini ada banyak sumber energy yang dimanfaatkan manusia, contohnya saja ada energy matahari, nuklir, panas bumi, dan masih banyak sumber energy didunia ini.
Namun sangat disayangkan, hampir semua Negara-negara didunia ini masih sangat bergantung besar terhadap sumber energy dari bahan bakar fosil. Seperti di Indonesia, penggunaan bbm yang terus meningkat setiap tahunya adalah salah satu contoh ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil yang terus membebani anggaran Negara kita.
Namun sebenarnya ada sumber energy lain dengan skala kecil yang kita bisa dapatkan/bisa kita buat. Sumber energy itu adalah Briket. Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
Dari banyak jenis briket diatas, ada pula briket yang dihasilkan dari limbah kulit durian. Briket kulit durian sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu. Ketiganya sama-sama tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan (zat pencemar) udara. Inilah yang membedakannya dari briket batubara, yang penggunaannya kurang praktis dan pembakarannya menimbulkan polutan yang membahayakan kesehatan manusia karena menggunakan minyak sebagai pemicu api.


Pemggunaan briket kulit durian ini selain mengurangi limbah kulit durian, briket ini juga menimbulkan aroma yang harum ketika dibakar. Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta nur tanpa atau dengan udara terbebas.
Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp 2.500/liter) hanya mampu menghasilkan 4.400 kkal. Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409 ketimbang menggunakan minyak tanah. Sayangnya kulit durian hanya dibuang ke tempat sampah tanpa menghasilkan nilai tambah, karena Inilah peluang untuk berinovasi berkreasi dan berinvestasi.

referensi : http://v3husni.blogspot.com/2013/09/pemanfaatan-kulit-durian-menjadi-briket.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pirolisis Sederhana

Membuat program hitung gaji dan lembur pada C++

Membuat Program Pilihan pada Pascal