Pemuda dan Nasionalisme



Dalam lingkungan social, pemuda merupakan salah satu bibit penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Secara umum Pemuda adalah penerus generasi dan harapan atau cita-cita para pendahulunya. Perkembangan atau kemajuan suatu Negara bergantung pada kualitas pemudanya. Sehingga ada kata bijak yang mencetuskan  siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Moral,Ilmu pengetahuan, dan nasionalisme adalah modal awal untuk membentuk pemuda yang berkulitas lagi bermoral dan cinta terhadap tanah airnya. Di Indonesia, tidak sedikit pemuda yang memiliki ilmu pengetahuan/wawasan yang luas, namun yang lagi dialami oleh bangsa ini adalah krisis moralitas dan nasionalisme. Moral atau akhlak adalah hal mendasar yang ada pada diri manusia ketika dia harus bertindak. Banyak pemuda yang cerdas tapi culas, praktek penipuan, pembunuhan, cyber crime serta masih banyak hal-hal yang tidak terpuji sedangkan mereka lagi memiliki ilmu. Ini membuktikan ilmu tanpa ditunjang oleh moral yang baik, maka itu akan menjadi ancaman bahkan bencana bagi lingkungan sekitar atau Negara.
Pemuda Indonesia juga sedang mengalami krisis rasa nasionalisme yang dibuktikan dengan kebudayaan serta gaya hidup yang sedikit demi sedikit semakin tersamar oleh kebudayaan asing.Contoh yang nyata saat ini, betapa hampir semua orang Indonesia sangat menggilai kebudayaan korea, bahkan gaya hidup, berpenampilan, hingga gaya bicara/bahasa yang hampir semua orang menggunakanya dengan melupakan kebudayaan sendiri. Lebih parah pada tahap orang-orang berpendidikan tinggi sekali pun, masih banyak yang menggunakan imbuhan bahasa Indonesia yang dicampur dengan kata-kata dasar b.inggris. Itu hanyalah baru sebagian kecil kasus yang dapat memperburuk kualitas pemuda Indonesia, karena mereka telah di “jajah” kembali dalam bentuk yang lebih halus, namun lebih efektif. Sebagai pemuda Indonesia yang bertanggung jawab meneruskan perjuangan bangsa ini dari ancaman luar.

“Berbahasa asing dalam bergaul di dunia Internasiona untuk kemajuan Negara lebih bijak dibanding hanya diterapkan sebagai idola/kebanggaan dan gaya hidup semata. Kenalilah, cintailah kebudayaan mu sendiri, bangun, jaga dan lestarikan kebudayaan kita, jangan bangga atas kemahiran berbudaya dan berbahasa asing, yang belum tentu berguna bagi kehidupan kita sehari-hari, dan kebudayaan kita yang semakin terkikis oleh perkembangan zaman.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat program hitung gaji dan lembur pada C++

Pirolisis Sederhana

Membuat Program Pilihan pada Pascal